Jumat, 16 November 2018

Upgrading Gaya Baru Dengan Psikodrama

Minggu, 4 November 2018 Koalisi Pemuda Hijau Regional Kalimantan Timur mengadakan Upgrading dan Gathering. Menjalin kembali tali silaturahim, berkumpul bersama menyambut anggota baru yang sudah melewati tahap seleksi berkas dan wawancara. Pemateri pertama, kak Abbas sebagai pembina memberikan informasi tentang KOPHI KALTIM.

KOPHI pertama kali hadir di Jakarta, tepat pada hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2010. Di Kalimantan Timur KOPHI hadir 11 November 2011. Dipelopori oleh Bang Saat Egra, kala itu beliau masih menjadi mahasiswa Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman. KOPHI hadir karena pemuda resah akan permasalahan lingkungan saat ini, harapannya para pemuda dapat berkoalisi dan memberikan solusi bagi perubahan iklim dan permasalahan lingkungan.
KOPHI KALTIM terdiri dari 4 divisi, yaitu :
Pengembangan Sumber Daya Manusia; Penelitian dan Pengembangan,
Design Kreatif, dan Hubungan Masyarakat. PSDM, divisi yang meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang ada di KOPHI KALTIM.
Untuk penelitian dan pengembangan, meneliti permasalahan lingkungan terkini, membahas, dan menjadikan sebuah informasi.
Kemudian design kreatif, informasi dari LITBANG akan disampaikan melalui visual atau poster dan diunduh ke media sosial.
Dan, hubungan masyarakat merupakan divisi yang langsung berinteraksi dengan komunitas atau lembaga lainnya. Tapi dari itu semua, diharapkan para anggota mampu bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan. Menjadi wadah koalisi dari berbagai komunitas pemuda yang peduli terhadap perubahan iklim dan lingkungan hidup, baik dari akademisi maupu non akademisi.
Setelah materi dari kak Abbas, selanjutnya ada kak Putri yang akan memberikan materi tentang Team Building dengan metode PSIKODRAMA. Jadi, kami berkenalan melalui icon yang “gue banget”. Ada yang iconnya api, mengartikan dirinya memiliki semangat berapi-api. Kucing, karena gak suka dengan kucing. Kopi yang khas dan unik. Masih banyak icon lainnya, menggambarkan “seberapa gregetnya kamu”, sebuah kalimat yang sedang hits di kalangan kawula muda.
Selanjutnya kami bermain sculpture atau mematung, awalnya membentuk menjadi sebuah pohon, air terjun, sungai, suasana rumah, taman, dan sebuah konser. Setelah menetapkan diri ingin menjadi pohon, lalu mematung.
Berganti gaya, ada yang berpikir akan menjadi apa. tapi sedikit yang melirik kanan kiri untuk memperhatikan sekitar. Sejenak berpikir, “temanku akan jadi apa ya?”. Akhirnya karena tak serasi, beberapa kali peran jadi berantakan. Misalnya di sebuah konser, ada yang yang berjualan di atas panggung. Ada backing vocal yang malah berada di belakang penonton. Ternyata dari permainan ini, kami belajar untuk lebih peka terhadap lingkungan sekitar dan saling berkomunikasi.
Permainan berikutnya adalah lokogram; ada tiga titik yaitu feel, logis, dan action. Kami dipersilakan memilih mana titik yang paling “gue banget”. Hanya ada tiga orang yang berada di action, lima memilih feel, dan banyak yang ada di logis. Lalu kami ditanya, Jika diberi kesempatan untuk meningkatkan kemampuan, kami akan memilih titik yang mana? Menetapkah atau berganti posisi? Ada 3 orang yang tetap pada pendirian, mereka berada di logis. Ada juga dari action memlilih feel, melatih kemampuan untuk merasa. Atau sebaliknya, dari yang perasa menjadi ingin melakukan sesuatu. Dari kegiatan tersebut, kami belajar untuk memposisikan diri sesuai dengan keadaan kami saat ini, lalu menentukan untuk berbuat apa kedepannya.
Lalu kami bermain spektogram, ada skala 10 sampai 100. Seberapa besar antusias untuk ikut kegiatan ini dan komitmen pada kegiatan selanjutnya? Ada yang memilih 50, 70, 80, 90, dan 100. Tentunya dengan berbagai alasan; masih ragu antara datang atau tidak, ada kegiatan lain, ada juga yang ingin tahu lebih banyak tentang KOPHI KALTIM. Berikutnya, masih dengan skala untuk melihat komitmen. Ada yang 60, 80, bahkan 100. Alasan bermacam macam karena masih memiliki amanah di tempat lain. ada juga yang karena sadar betapa pentingnya menjaga lingkungan dan mengajak orang banyak untuk peduli.
Kegiatan terakhir, yaitu refleksi. Ada 4 titik; dimulai dari sebelum datang, proses kegiatan, apa yang didapat, dan harapan. Jadi, masing-masing anggota diminta untuk menceritakan perasaan sebelum sampai di tempat kegiatan. Ada yang penasaran dan memang sudah meluangkan waktu untuk hadir, dalam melalui prosesnya menyenangkan, mendapat banyak teman dan pengetahuan baru, lalu berharap selanjutnya dapat bertahan di KOPHI KALTIM dan menjadi bagian yang mampu melestarikan lingkungan.
Sebelum kembali ke aktivitas masing-masing, ucapkan 3 kalimat sakti sebagai penutup. Berbagai kata positif yang diucapkan oleh teman-teman; seperti semangat baru, menjadi lebih baik, inovatif, dan berbagai kata yang mampu mewakili perasaaan hari itu. Sampai bertemu di pertemuan selanjutnya, upgrading dan gathering kali ini sungguh berbeda dan penuh makna.
Salam lestari!
Samarinda, 12 November 2018
Adilah Rizma Yuniar